Putusan Pengadilan Tinggi (PT) Palembang memotong masa tahanan oknum dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya (FE Unsri) yang terlibat kasus pelecehan seksual kepada mahasiswi. Hukuman masa tahanan dari yang sebelumnya 8 tahun penjara menjadi 4 tahun penjara menuai kontroversi.
Sebelumnya Dosen FE Unsri tersebut telah terbukti melakukan perbuatan pornografi Pasal 9 Juncto Pasal 35 Undang-undang Nomor 44 Tahun 2008. RG diketahui melakukan chatting mesum kepada lima mahasiswinya saat ia menjadi dosen. Pemotongan masa tahanan ini sangat disayangkan mengingat dalam putusannya RG dengan jelas dinyatakan bersalah. Harapannya tentu PT dapat menguatkan putusan dari Pengadilan Negeri (PN) Palembang yang memvonis pelaku 8 tahun penjara, bukan memotong masa tahanan menjadi 4 tahun. Apalagi kuasa hukum pelaku berencana kembali berupaya membawa kasus ini ke Mahkamah Agung (MA) dengan harapan pelaku dapat terbebas murni dari tuntutan.
Belakangan ini, pemotongan vonis kembali menjadi sorotan publik, khususnya dikalangan mahasiswa Unsri sendiri. Pelecehan seksual ini tentu akan menjadi catatan kelam dalam dunia pendidikan. Bagaimana tidak? Kampus yang seharusnya menjadi tempat ternyaman bagi mahasiswa dalam menuntut ilmu dan tempat berekspresi justru menjadi tempat yang mengerikan.
Menjadi pekerjaan rumah (PR) kita bersama sebagai mahasiswa agar hal ini tidak terulang lagi. Kampus harus meningkatkan mutu dan kredibilitasnya sebagai salah satu sarana pendidikan. Serta kita harus mengawal dan kritis terhadap kasus yang ada. Harapannya pelaku jangan bebas dan lepas dari tuntutan yang ada. Dan dari kejadian tersebut kita harus waspada bahwa penjahat kelamin bisa berada dimana saja dan dari kalangan apa saja serta tidak menutup kemungkinan pula bahwa bukan saja wanita yang menjadi sasarannya.
Penulis: indra
editor: ulfa
sumber foto: Suarasumsel.id
FG_AUTHORS: TOMMY DE COCO
0 Response to "link download video Kontroversi Pemotongan Masa Tahanan terhadap Oknum Dosen Pelecehan Seksual - LPM GS Unsri"
Post a Comment